Berita


Reset
Kado Awal Tahun: Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti Mendapat Hibah Koleksi dari Wakil Presiden Ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla Berita
Kado Awal Tahun: Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti Mendapat Hibah Koleksi dari Wakil Presiden Ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla

Bogor (04/01), Pada senin, 3 Januari 2022, Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti kembali menerima hibah koleksi dari Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla. Koleksi tersebut diserahkan langsung oleh Jusuf Kalla didampingi oleh Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla kepada Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, Ph.D. didampingi Kepala Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti, Dra. Dewi Murwaningrum M.Hum. di kediaman pribadi beliau di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan. Jusuf Kalla menghibahkan koleksi semasa menjadi Wakil Presiden, dan koleksi-koleksi tersebut nantinya akan dirawat, dipamerkan, dan dipublikasikan kepada masyarakat di museum.

Koleksi yang dihibahkan oleh Jusuf Kalla selain berkaitan dengan pribadi (keluarga) juga koleksi yang mewakili prestasi dan kegiatan beliau baik di bidang sosial maupun pemerintahan. Beberapa koleksi yang dihibahkan berupa satu stel pakaian kerja, peralatan pendukung kerja, sepatu kerja, kemeja PMI, serta foto-foto kegiatan. Koleksi lainnya yang dihibahkan adalah milik Ibu Mufidah Jusuf Kalla, yaitu berupa satu stel kebaya, tas, dan selop. Pada kesempatan ini juga Jusuf kalla maupun Mufidah Jusuf Kalla menghibahkan buku-buku untuk menjadi koleksi di Perpustakaan Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti.

Hilmar Farid selaku Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyambut baik penyerahan koleksi yang dimiliki oleh Jusuf Kalla kepada Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti. Menurutnya “Koleksi dan museum adalah hal yang tidak bisa dipisahkan, dalam PP no 66 tahun 2015 tentang museum disebutkan bahwa museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Hibah koleksi dari Pak JK ini akan memperkaya khazanah koleksi Wakil Presiden di Museum Kepresidenan. Koleksi ini akan menambah sumber informasi khususnya yang berkaitan prestasi para wakil presiden dalam menjalankan masa tugasnya mendampingi Presiden. Salah satu fungsi museum adalah memberikan edukasi kepada masyarakat, melalui koleksi ini Museum Kepresidenan dapat menginformasikan sejarah prestasi para wakil presiden dalam masa kepemimpinannya, sehingga diharapkan dapat memberikan wawasan kepemimpinan bagi generasi bangsa” tuturnya.

Penyerahan koleksi milik Wakil Presiden ini sesuai dengan program kerja Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti terkait dengan pengelolaan koleksi. Salah satunya adalah kegiatan pengkajian dan pengumpulan koleksi terkait dengan tokoh Wakil Presiden Republik Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali potensi nilai dan informasi koleksi yang akan dipamerkan dan dikomunikasikan kepada masyarakat sebagai bagian dari perjalanan hidup para Wakil Presiden Republik Indonesia.

Hibah koleksi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk pengembangan Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti. Tahapan selanjutnya dari kegiatan ini adalah kegiatan kajian yang hasilnya akan menjadi rekomendasi dalam menarasikan koleksi tersebut ke dalam tata pamer di Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti. Koleksi-koleksi tersebut tentunya akan menambah keragaman koleksi dan informasi yang dimiliki oleh Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti, sehingga pengunjung bisa menghayati, mengapresiasi, dan meneladani jejak langkah serta prestasi yang telah dicapai oleh masing-masing Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia selama masa baktinya.

Selengkapnya
Talk Show Humanis B.J. Habibie : Cinta Tanpa Batas Berita
Talk Show Humanis B.J. Habibie : Cinta Tanpa Batas

Museum merupakan sarana akses informasi dan pengetahuan mengenai hal-hal umum yang terkait dengan nilai-nilai sejarah, budaya, dan memori kolektif bangsa. Museum harus mengedukasi masyarakat melalui informasi yang menarik serta inspiratif. Untuk itu pada akhir tahun 2019, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti menyelenggarakan kegiatan bincang-bincang di Museum. Konsep ini dipilih sebagai salah satu upaya mendekatkan museum kepada masyarakat, khususnya kalangan pelajar, civitas akademik, dan umumnya kaum milenial sebagai generasi muda strategis yang akan berperan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa kini maupun masa-masa mendatang. Kegiatan ini dapat terlaksana atas dukungan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Pemerintah Kota Bogor, Yayasan Habibie dan Ainun, serta keluarga Bapak BJ Habibie.

Tema yang dibawa dalam bincang-bincang museum kali ini adalah “Cinta Tanpa Batas B.J. Habibie”. Tema ini kemudian diterjemahkan dalam bentuk talkshow dengan maksud untuk mengenang Presiden Republik Indonesia yang ketiga Bacharudin Jusuf Habibie (alm). Sebagai individu maupun sebagai tokoh publik, Habibie banyak sekali memberikan sumbangan bagi kemajuan peradaban bangsa Indonesia. Beliau tidak pernah berhenti berpikir dan berbuat untuk menghasilkan karya bagi kemajuan bangsa. Tidak hanya meletakkan dasar tradisi keilmuan dan pengembangan teknologi yang kokoh, Habibie juga mengajarkan banyak tentang adab berpolitik, tata cara pemerintahan yang efektif, beragama dengan produktif, berkeluarga yang harmonis, dan banyak hal lainnya. Cintanya Habibie untuk Indonesia yang tanpa batas dapat terlihat dari keinginan kuat Habibie adalah bagaimana melahirkan putra-putri bangsa menjadi manusia yang pintar, setara serta bangsa yang unggul di dunia. Habibie sadar, bahwa dengan menyiapkan bibit-bibit unggul untuk generasi penerus bangsa, merupakan salah satu cara untuk menjadi sebuah bangsa yang maju.

Untuk mengenal lebih dalam tentang B.J. Habibie, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti telah melaksanakan Talkshow dengan tema Cinta Tanpa Batas B.J. Habibie yang dibuka langsung oleh Plt. Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Judi Wahjudin pada tanggal 5 Desember 2019. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada Bacharuddin Jusuf Habibie, karena telah memberikan pemikiran dan karyanya dalam membangun bangsa Indonesia. Acara ini dihadiri oleh pembicara utama Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan), dan narasumber Ilham Akbar Hibibie, Manoj Punjabi, dan Reza Rahadian, dengan moderator Rosiana Silalahi dan Insana Abdul Adjid Habibie.

Selengkapnya
Bincang-Bincang Kuliner Kegemaran Presiden Ke-1 RI Sukarno Berita
Bincang-Bincang Kuliner Kegemaran Presiden Ke-1 RI Sukarno

Berbicara mengenai Presiden akan selalu menjadi hal yang menarik. Selain prestasi, hal lain yang mungkin tidak diketahui masyarakat ialah mengenai makanan favorit sang Presiden. Tema inilah yang diangkat oleh Museum Kepresidenan RI Balai Kirti dalam pameran “Kuliner Kegemaran Presiden Pertama Republik Indonesia Sukarno”.

Masakan yang merupakan bagian dari karya manusia sudah tentu tercipta dari kearifan lokal masyarakat Indonesia. Ramuan yang terkandung dari setiap masakan tersedia di alam Indonesia. Bagaimana para pendahulu telah melakukan “riset” terlebih dahulu untuk menghasilkan cita rasa masakan yang lezat.

Karya masakan ini menjadi keunggulan setiap suku bangsa yang ada di Indonesia. Dahulu para raja pun memiliki cita rasa masakan yang tiada tara. Kita pun mengenal beberapa masakan yang hanya disajikan untuk sang raja karena memiliki kekhasan tersendiri yang diracik oleh juru masaknya.

Sukarno sebagai “raja” (baca: Presiden) Indonesia pun tak kalah seleranya terhadap masakan. Lidah dan cita rasa Sukarno terhadap karya budaya berupa masakan dan kuliner Nusantara tersaji dalam pameran ini.

Dengan mengusung tema kuliner kesukaan Presiden ini, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti berusaha mengajak masyarakat untuk kembali mengenali jati diri dan khazanah budaya bangsa sebagai suatu aset. Makanan lokal sebagai akar dari ketahanan budaya. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat semakin menghargai masakan lokal sebagaimana halnya Presiden Sukarno yang selalu menjunjung tinggi masakan khas Nusantara.

Melalui acara bincang-bincang kuliner kegemaran Presiden Sukarno ini pula Museum Kepresidenan RI Balai Kirti berusaha untuk menampilkan Presiden dari sisi lain. Bincang-bincang ini akan menghadirkan beberapa narasumber antara lain: Puti Guntur Sukarno, S.IP (Anggota DPR RI/cucu Presiden Sukarno), Endang Sumitra, S.H (Purna Istana Kepresidenan Bogor), dan Fadly Rahman, M.A (Sejarawan Makanan, Dosen Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran).

Acara ini akan dihadiri oleh :

  • Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek
  • Keluarga Museum se-Indonesia
  • Komunitas Handai Tuli
  • Kelompok Guru Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata dengan Keahlian Tata Boga

Kegiatan bincang-bincang ini akan dibuka dengan sambutan dari Kepala Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti yaitu Ibu Dewi Murwaningrum.

Kemudian sambutan sekaligus pembukaan oleh Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat adat yaitu Bapak Sjamsul Hadi. Diselenggarakan secara daring melalui zoom meeting dan live streaming Youtube Museum Kepresidenan RI Balai Kirti pada hari Kamis, 16 Desember 2021 pukul 10.00 s.d 12.00 WIB.

Selengkapnya
Pembukaan Pameran Kuliner Kegemaran Presiden Pertama  Republik Indonesia Sukarno Tanggal 9 – 10 Desember 2021 Berita
Pembukaan Pameran Kuliner Kegemaran Presiden Pertama Republik Indonesia Sukarno Tanggal 9 – 10 Desember 2021

Bogor (9/12), Berbicara mengenai Presiden akan selalu menjadi hal yang menarik. Selain prestasi, hal lain yang mungkin tidak diketahui masyarakat ialah mengenai makanan favorit sang Presiden. Tema inilah yang diangkat oleh Museum Kepresidenan RI Balai Kirti dalam pameran “Kuliner Kegemaran Presiden Pertama Republik Indonesia Sukarno”.

Kebudayaan menurut Koentjaraningrat adalah “seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan miliknya dengan cara belajar”. Masakan yang merupakan bagian dari karya manusia sudah tentu tercipta dari kearifan lokal masyarakat Indonesia. Ramuan yang terkandung dari setiap masakan tersedia di alam Indonesia. Bagaimana para pendahulu telah melakukan “riset” terlebih dahulu untuk menghasilkan cita rasa masakan yang lezat.

Karya masakan ini menjadi keunggulan setiap suku bangsa yang ada di Indonesia. Dahulu para raja memiliki cita rasa masakan yang tiada tara. Kita pun mengenal beberapa masakan yang hanya disajikan untuk sang raja karena memiliki kekhasan tersendiri yang diracik oleh juru masaknya. Sukarno sebagai “raja” (baca: Presiden) Indonesia pun tak kalah seleranya terhadap masakan. Lidah dan cita rasa Sukarno terhadap karya budaya berupa masakan dan kuliner Nusantara tersaji dalam pameran ini.

Dengan mengusung tema kuliner kesukaan Presiden ini, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti berusaha mengajak masyarakat untuk kembali mengenali jati diri dan khazanah budaya bangsa sebagai suatu aset. Makanan lokal sebagai akar dari ketahanan budaya. Dengan begitu, diharapkan masyarakat dapat semakin menghargai masakan lokal sebagaimana halnya Presiden Sukarno yang selalu menjunjung tinggi masakan khas Nusantara.

Selain itu, melalui pameran ini pula Museum Kepresidenan RI Balai Kirti berusaha untuk menampilkan Presiden dari sisi lain. Sayur Lodeh adalah salah satu menu kesukaan dari Presiden Sukarno. Ada pula Tempe bacem dan Pepes yang juga digemari oleh beliau. Pada pameran ini juga menyuguhkan beberapa koleksi peralatan jamuan makan yang biasa digunakan oleh Presiden. Selain itu ada pula foto-foto jamuan makan dari mulai era Gubernur Jenderal Hindia Belanda sampai Presiden Sukarno yang dahulu dilaksanakan di Istana Bogor.

Pameran ini juga menampilkan Chef Devina Hermawan (finalis Master Chef Indonesia season kelima) yang akan mendemonstrasikan resep masakan kesukaan Presiden Sukarno yaitu Sayur Lodeh, dan Tempe Bacem. Pameran kuliner dilaksanakan secara luring di  Museum Kepresidenan RI Balai Kirti Bogor mulai dari tanggal 9 sampai dengan 10 Desember 2021. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi bagi masyarakat tentang keberagaman Indonesia dalam cita rasa kuliner nusantara. Hal ini senada dengan misi Pekan Kebudayaan Nasional tahun 2021 yang menitikberatkan kepada kearifan lokal sebagai akar ketahan budaya. Oleh karena itu sebagai bentuk dukungan program tersebut, pameran ini disusun dengan konsep pangan sebagai hal fundamental dalam kehidupan masyarakat.

Selengkapnya
Dialog “Refleksi 100 Tahun H.M. Soeharto” dan Pembukaan Pameran “Incognito Pak Harto” Berita
Dialog “Refleksi 100 Tahun H.M. Soeharto” dan Pembukaan Pameran “Incognito Pak Harto”

Bogor (06/12) Dalam rangka memperingati 100 Tahun Presiden ke-2 Republik Indonesia, Bapak H.M. Soeharto. Pada tangga 22 Juni 2021 lalu, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti melaksanakan Kegiatan Dialog “Refleksi 100 Tahun Pak Harto”, sekaligus Pembukaan Pameran “Incognito Pak Harto”. Pada kegiatan Dialog ini menghadirkan tiga narasumber utama, yakni Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno (Wakil Presiden Republik Indonesia Ke-6), Prof. Arissetyanto Nugroho, MM. IPU (Ketua Pengurus Yayasan pengembangan pendidikan Indonesia Jakarta Universitas Trilogi), dan Mahpudi (Penulis Buku-Buku Pak Harto).

Sejak kecil, Pak Harto tidak bercita-cita menjadi seorang presiden. Tidak ada ambisi H.M. Soeharto menjadi seorang pemimpin negara ditegaskan lagi oleh Pak Try Sutrisno. Menurutnya, “sebagai ajudan saat itu, saya tahu ambisi Pak Harto, beliau tidak ambisi pada jabatan tapi pengabdiaan kepada bangsa Indonesia”. Prestasi-prestasi Pak Harto bagi bangsa Indonesia cukup besar, bahkan Prof. Arissetyanto Nugroho menyebut Presiden Soeharto sebagai pemimpin yang visioner yang melihat jauh ke depan dalam pembangunan bangsa. Lebih lanjut Prof. Aris pun menyampaikan, Pak Harto juga sangat berkomitmen agar bangsa ini memiliki character building yang kuat yang berbasis pada nilai-nilai ideologi yang sudah digali oleh para pendiri bangsa seperti Soekarno, yaitu Pancasila.

Di sisi lain penulis Buku Incognito Pak Harto, Mahpudi menyatakan bahwa, dalam perjalanan Pak Harto meninggalkan berbagai kesan dan pengalaman yang luar biasa, karena bisa merasakan karakter Presiden ke 2 Indonesia, H.M. Soeharto yang rendah hati, peduli, dan sholeh. “Tidak bisa kita bayangkan, seorang presiden dengan tanggung jawab yang sangat besar, bisa meninggalkan kantornya, yang pada etape pertama itu lima hari, dan pada etape kedua selama tujuh hari”.

Pada dialog ini banyak hal yang diinformasikan kepada masyarakat mengenai kisah perjalanan dan prestasi beliau semasa menjadi Presiden. Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan informasi serta memberikan nilai positif yang dapat mengedukasi masyarakat untuk memahami pesan positif dari para pemimpin bangsanya.

Selengkapnya
Hibah Koleksi Prangko dan Buku Berita
Hibah Koleksi Prangko dan Buku

Pada tanggal 14 Oktober 2020 lalu, Museum Kepresidenan RI Balai Kirti memperoleh hibah koleksi dari PT. POS Indonesia berupa tiga bingkai prangko dan empat buku. Penyerahan koleksi diserahkan langsung oleh Kepala Regional IV DKI Jakarta Bapak Onny Hadiono kepada Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti Ibu Dewi Murwaningrum di lantai 1 Galeri Kebangsaan.

Koleksi prangko dan buku yang diserahkan merupakan koleksi prangko seri Presiden, Wakil Presiden, dan Ibu Negara. Koleksi ini merupakan produksi dari PT Pos Indonesia, yang dalam waktu dekat akan dipamerkan dalam rangka memberikan edukasi kepada pengunjung museum.

Berbicara prangko di tanah air tentunya tidak hanya berkembang pada masa kolonial, melainkan setelah Sukarno memproklamirkan kemerdekaan. Hal ini karena setelah kemerdekaan pemerintah Indonesia langsung menerbitkan prangko. Hal ini dilakukan agar pengiriman surat tidak lagi menggunakan prangko cerakan Belanda.

Prangko pertama Pemerintah RI diterbitkan untuk memperingati setengah tahun kemerdekaan, sekaligus menjadi penanda Indonesia telah terbebas dari penjajahan. Semoga dengan hibah koleksi perangko dan buku dapat menambah jumlah koleksi yang ada di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, sekaligus dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada pengunjung tentang prangko-prangko kepresidenan.

Selengkapnya
Pembukaan Pameran dan Dialog Sejarah: Sukarno dan Buku-Bukunya Berita
Pembukaan Pameran dan Dialog Sejarah: Sukarno dan Buku-Bukunya

Salah satu jenis program publik yang dilaksanakan oleh Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti adalah masyarakat yang mengapresiasi museum. Dalam rangka meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum, pada tanggal 24 November 2020 lalu Museum Kepresidenan RI Balai Kirti melaksanakan kegiatan Pameran Daring dan Dialog Sejarah yang bertajuk Sukarno dan Buku-bukunya.

Sukarno sangat kaya akan pengetahuan karena membaca. Untuk itu sebagai upaya menumbuhkan minat budaya membaca, sekaligus melestarikan memori kolektif bangsa melalui museum. Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti bekerjasama dengan redaksi Historia.Id melaksanakan Pameran Daring dan Dialog Sejarah terkait dengan koleksi buku-buku Sukarno.

Pembukaan pameran dan Dialog Sejarah Sukarno dan Buku-Bukunya menghadirkan Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri (Presiden ke-5 RI), Bapak Nadiem Makarim (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan), Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan). Dan beberapa narasumber lain seperti, Bonnie Triyana, Roso Daras, dan Rhoma Dwi Aria Yuliantri. Pembukaan pameran dibuka langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Nadiem Makarim. Dalam sambutannya Ia mengajak para pemuda Indonesia untuk meneladani semangat dan kegemaran Bung Karno dalam  membaca buku.

Pada kesempatan yang sama Presiden Ke-5 RI, Ibu Hj. Megawati Soekarnoputri menggatakan bahwa ayahnya sering membaca disetiap waktu. Bahkan buku koleksi Bung Karno mencapai puluhan ribu, dari dalam negeri maupun luar negeri. Akibat pendidikan itu, Bung Karno sangat haus dengan buku. Bukan hanya buku sebagai jendela dunia, tetapi juga masuk ke dalamnya.

Pada sesi diskusi sejarah yang menghadirkan tiga narasumber, yakni Bonnie Triyana, Roso Daras, dan Rhoma Dwi Aria Yuliantri. Ketiga narsum menjelaskan bahwa Kesukaan Bung Karno pada buku bukan rahasia. Sejak kecil, Bung Karno telah terbiasa membaca buku. Bapak Bung Karno, Raden Soekemi Sosrodihardjo yang aktif sebagai anggota perkumpulan Theosofi jadi muaranya. Berkat hak istimewa itu, Sukarno tak saja membaca buku koleksi orang tuanya, tapi ia dapat mengakses sebuah perpustakan besar miliki kaum Theosofi dengan bebas.

Saat ini kegiatan pameran telah berakhir, tetapi pameran masih dapat dinikmati tanpa batas melalui website http://balaikirti.kemdikbud.go.id.

Selengkapnya
Penyerahan Hibah Koleksi Bapak Umar Wirahadikusuma (Wakil Presiden RI Ke-4) dan Bapak Boediono (Wakil Presiden RI Ke-11) Berita
Penyerahan Hibah Koleksi Bapak Umar Wirahadikusuma (Wakil Presiden RI Ke-4) dan Bapak Boediono (Wakil Presiden RI Ke-11)

Ibu Karlinah Djaja Atmadja Wirahadikusumah (Istri Alm. Bapak Umar Wirahadikusuma) bersama Ibu Dewi Murwaningrum (Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti)

Bogor (16/11), Menjelang Hari Ulang Tahun Museum Kepresidenan RI Balai Kirti ke-7 tanggal 18 Oktober 2021. Museum Kepresidenan mendapatkan kado istimewa, berupa hibah koleksi pribadi dari dua Wakil Presiden Republik Indonesia, yakni dari keluarga Bapak Umar Wirahadikusumah (Wakil Presiden ke-4 RI Periode 1983-1988), dan Bapak Boediono (Wakil Presiden ke-11 RI Periode 2009-2014) pada tanggal 08 Oktober 2021. Koleksi para Wakil Presiden diserahkan secara langsung oleh pihak keluarga kepada Museum Kepresidenan RI Balai Kirti yang diterima langsung oleh Kepala Museum Ibu Dewi Murwaningrum di kediaman pribadi Bapak Alm. Umar Wirahadikusuma dan Bapak Boediono.

Ibu Karlinah Djaja Atmadja Wirahadikusumah (Istri Alm. Bapak Umar Wirahadikusuma) bersama tim dari Museum Kepresidenan RI Balai Kirti

Keluarga Bapak Alm. Umar Wirahadikusuma menghibahkan koleksi berupa satu stel pakaian sipil lengkap, satu buah jas kerja bermotif kotak-kotak, dan satu buah buku biografi Umar Wirahadikusuma: Menegakkan Kebenaran Dalam Diam milik Jenderal (Purn.) Umar Wirahadikusuma, Wakil Presiden Republik Indonesia ke-4. Koleksi diserahkan secara langsung oleh Ibu Karlinah Djaja Atmadja Wirahadikusumah (Istri Alm. Umar Wirahadikusuma) dikediamannya di Menteng Jakarta Pusat.

Penyerahan hibah koleksi dari Ibu Karlinah Djaja Atmadja Wirahadikusumah (Istri Alm. Umar Wirahadikusuma) ke Ibu Dewi Murwaningrum (Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti)

Sedangkan Bapak Boediono menghibahkan koleksi berupa satu bingkai foto resmi Bapak dan Ibu saat menjabat sebagai Wakil Presiden, Satu buah foto Bapak dan keluarga, satu baju batik yang perna digunakan pada saat menjabat Wakil Presiden, Satu Stel baju batik Ibu, satu buah pulpen yang dipakai sehari-hari saat waktu menjabat, satu bendel foto “membangun pendidikan” isi 3 lembar, satu bendel foto “meninjau bencana alam” isi 6 lembar, satu bendel foto “meninjau proyek PNPM” isi 5 lembar. Satu bendel foto “membangun infrastruktur” isi 4 lembar. Satu bendel foto “rapat reformasi birokrasi” isi 2 lembar, buku “memorandum akhir masa jabatan Wakil Presiden Boediono Periode 2009-2014. Hibah koleksi diserahkan langsung melalui ajudan beliau Bapak Priyanto di kediaman pribadi Bapak Boediono di Menteng Jakarta Pusat.

Proses penandatanganan Berita Acara Serah Terima Koleksi dari Bapak Priyanto (Ajudan Bapak Boediono ) kepada tim Museum Kepresidenan RI Balai Kirti

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti dalam pengembangan koleksi yang ada. Tahapan berikutnya setelah hibah ini adalah kajian tentang koleksi yang diserahkan, yang nantinya akan dinarasikan ke dalam tata pamer di Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti. Dengan adanya koleksi tersebut, diharapkan dapat menambah koleksi tentang Wakil Presiden di Museum, sekaligus menjadi sarana mengenalkan sosok pemimpin bangsa yang sudah purna bakti.

 

Selengkapnya
Mendongeng Bersama Ibu Menteri Berita
Mendongeng Bersama Ibu Menteri

Pada 19 April 2021, Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti yang merupakan salah satu UPT di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelengarakan kegiatan Mendongeng di Museum secara daring. Hal ini dilakukan sebagai salah satu layanan edukasi sekaligus upaya dalam menjalankan tugas dan fungsi museum dalam memberikan informasi terkait dengan penguatan pendidikan karakter bangsa melalui nilai-nilai perjuangan. Selain itu kegiatan ini juga dilaksanakan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, Museum Kepresidenan Republik Indonesia berkolaborasi dengan Komunitas Seni Berbagi (SEBA) dan Pusat Layanan Juru Bahasa Isyarat Indonesia (PLJ).

Dongeng akan dibacakan oleh Ibu Franka Nadiem Makarim selaku Ibu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus Ibu Ketua Dharma Wanita Persatuan Kemendikbud. Adapun tema mendongeng di museum ini adalah “Kepahlawan Ibu Negara Fatmawati Sukarno”. Terkait dengan tema yang diangkat dalam kegiatan ini, bahwa sosok Ibu Negara, Fatmawati, merupakan salah satu perempuan yang memiliki peran penting dalam upaya Kemerdekaan Republik Indonesia. Khususnya, dalam perjuangan beliau dalam menjahit Bendera Merah Putih yang kemudian dikibarkan pada saat Proklamasi Kemerdekaan, 17 Agustus 1945.

Terselenggaranya kegiatan mendongeng di museum ini, diharapkan dapat menjadi bahan publikasi dan informasi, serta menjadi sarana edukasi yang menyenangkan kepada masyarakat luas, khususnya oleh anak-anak. Karena Melalui dongeng, tidak hanya cerita yang dapat disampaikan namun juga pesan moral, serta pesan edukasi yang akan diingat dan diperoleh oleh seluruh pendengar. Sehingga dapat menambah pengetahuan, menumbuhkan inspirasi, dan kreativitas bagi semua lapisan masyarakat yang menyaksikan acara ini.

Dengan demikian, diharapkan kegiatan ini dapat menjadi sarana bagi masyarakat untuk lebih mudah mendapatkan akses informasi dan pengetahuan mengenai hal-hal umum yang terkait dengan museum, nilai-nilai sejarah, dan memori kolektif bangsa, juga untuk menjalin kerja sama antara museum dengan komunitas, serta sebagai bentuk partisipasi nyata dalam mendukung program pemerintah di bidang penguatan karakter dan jati diri bangsa.

Selengkapnya
Seminar Hari Kartini: “Kartini Masa Kini : Inspiratif, Kreatif dan Inovatif” Berita
Seminar Hari Kartini: “Kartini Masa Kini : Inspiratif, Kreatif dan Inovatif”

Bogor (29/10) Dalam rangka mengenang Hari Kartini, pada tanggal 21 April 2021 Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti mengadakan seminar atau dialog dengan tema “Kartini Masa Kini: Inspriratif dan Inovatif”. Seminar ini dilaksanakan dalam rangka mengenang, sekaligus memaknai perjuangan Kartini dalam memajukan derajat perempuan Indonesia yang cerdas, berbudi luhur, dan intelektual. Seminar kali ini menghadirkan dua pembicara, yakni Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm (Dosen PTIQ Jakarta), Shahnaz Natashya Haque (Publik Figur), dan moderator Susi Ivvaty (founder Alif.id). Acara ini dimeriahkan juga oleh penampilan paduan suara VOKSA dari SMA Negeri 1 Kota Bogor, Komunitas Seni Berbagi (SEBA), dan Pusat Layanan Juru Bahasa Isyarat (PLJ-JBI).

Raden Ajeng Kartini merupakan seorang tokoh pelopor kebangkitan perempuan di Indonesia. Perhatian terhadap perempuan, berawal dari hobi-nya yang gemar membaca. Dari buku, koran, dan majalah yang ia baca, Kartini berniat ingin memajukan perempuan pribumi agar mendapatkan kesetaraan yang sama dengan kaum laki-laki dalam pelbagai bidang. Perjuangannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tetapi juga masalah sosial, agar perempuan memperoleh kebebasan, persamaan hukum, dan pendidikan yang layak.

Saat ini perempuan di Indonesia sudah merasakan hasil dari perjuangannya, di mana perempuan sudah mendapatkan kesuksesan dan peran tidak terbatas dalam pelbagai aspek. Dalam pekerjaan misalnya, tidak sedikit perempuan yang menjadi ketua atau koordinator dalam memimpin jalannya suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini menegaskan bahwa pandangan dunia terhadap perempuan, saat ini telah berubah. Di mana perempuan, sudah memiliki kesempatan yang luas, untuk berekspresi, dan berinovasi. Hari Kartini bukan lagi mengenai kesetaraan gender dan perjuangan emansipasi wanita, tetapi membuat dunia dan seluruh kehidupan di dalamnya menjadi lebih baik melalui semangat, kepedulian, dan rasa kasih sayang yang kita berikan untuk sesama.

Selengkapnya
Pembukaan Pameran & Dialog B.J. Habibie “Dirgantara Pemersatu Nusa dan Bangsa” Berita
Pembukaan Pameran & Dialog B.J. Habibie “Dirgantara Pemersatu Nusa dan Bangsa”

Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti menyelenggarakan pameran temporer dengan tema Presiden ke-3 Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie. Pameran ini mengambil judul “Dirgantara Pemersatu Nusa dan Bangsa” dan diselenggarakan pada 26 Oktober 2021 hingga 26 November 2021. Pameran ini akan diselenggarakan secara hybrid yakni luring dan daring melalui seluruh kanal media sosial Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti.

Sesuai dengan judul pameran ini, B.J. Habibie dan dirgantara merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling terkait erat satu sama lain. Peran B.J. Habibie dalam dunia dirgantara Indonesia khususnya, telah banyak memberikan kontribusi untuk bangsa Indonesia. Oleh karenanya, judul pameran ini adalah “Dirgantara Pemersatu Nusa dan Bangsa” melihat besarnya kontribusi beliau bagi dunia dirgantara Indonesia.

Dalam pameran ini selain akan menampilkan tentang kontribusi B.J. Habibie dalam dunia dirgantara, akan juga ditampilkan riwayat perjalanan hidup B.J. Habibie sejak lahir di Parepare, hingga wafatnya beliau. Koleksi-koleksi milik B.J. Habibie seperti topi, kamera, serta penghargaan penghargaan yang didapatkan oleh beliau semasa hidup akan dipamerkan dalam pameran ini. Selain itu, ada pula koleksi wastra dan kebaya Ibu Negara milik Hasri Ainun Habibie, yang baru pertama kali dipamerkan kepada masyarakat.

Sebagai pendukungan acara pameran ini, akan ada pula dialog tentang B.J. Habibie. Dialog ini akan menampilkan beberapa pembicara yang terkait dengan B.J. Habibie antara lain: Ilham Akbar Habibie, Dipl. Ing.,M.B.A (Pembicara Utama), Prof. Dr. Sofian Effendi (Guru Besar Ilmu Administrasi Universitas Gadjah Mada), Umar Juoro, M.A., M.A.P.E (The Habibie Center), Andi Makmur Makka, M.A (Penulis Buku Habibie) dan Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim (Kepala Staf TNI AU periode 2002 – 2005).

Puncak rangkaian acara Bapak Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Tahun 1993-1998 akan memberikan Testimoni, dilanjutkan sambutan dari Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti Dra. Dewi Murwaningrum, M.Hum. dan sambutan Walikota Pare-Pare Dr. H. Taufan Pawe, S.H., M.H. Pembuka sekaligus peresmian acara Pameran dan Dialog B.J. Habibie dilakukan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, P.Hd.

Penyelenggaraan pameran ini merupakan puncak acara dari rangkaian HUT ke-7 Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti yang sudah diselenggarakan sejak 12 Oktober 2021. Berbagai acara yang diselenggarakan oleh Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti antara lain peluncuran film pendek “Kado Istimewa”, peluncuran jingle Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti, seminar dengan tema “Museum Dahulu, Kini, dan Nanti”. Semoga dengan diadakan kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat dan memberikan informasi terkait dengan rekam jejak pemimpin bangsa. Sekaligus mengenalkan museum ke masyarakat khususnya generasi muda.

 

Selengkapnya
Peluncuran Jingle Museum & Seminar HUT Ke 7 Museum Kepresidenan RI Balai Kirti “Museum Dulu, Kini dan Nanti” Berita
Peluncuran Jingle Museum & Seminar HUT Ke 7 Museum Kepresidenan RI Balai Kirti “Museum Dulu, Kini dan Nanti”

Pada 18 Oktober 2021, Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti genap berusia tujuh tahun. Peringatan HUT ke-7 Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti kali ini bertemakan “Tumbuh dan Berkembang untuk Kemasyhuran Negeri”. Tema tersebut menyiratkan makna bahwa Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti dalam perjalanannya akan terus berkembang sesuai dengan tujuan pendiriannya yakni tempat yang menyimpan jejak langkah kepemimpinan para Presiden Republik Indonesia yang telah purna bakti. Lebih luas lagi, dalam skala nasional, Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti ke depannya diharapkan dapat menjadi pusat studi Kepresidenan.

Dalam peringatan hari jadinya yang ketujuh ini, Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti menyelenggarakan serangkaian acara. Rangkaian acara peringatan telah dimulai sejak tanggal 12 Oktober 2021 ditandai dengan peluncuran film “Kado Istimewa” yang diproduksi oleh Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti. Rangkaian acara kedua diselenggarakan pada tanggal 18 Oktober 2021 tepat di tanggal pendirian museum antara lain peluncuran jingle Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti, Monolog terkait dengan Pembangunan Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, serta Seminar dengan tema “Museum Kepresidenan Kini, Dahulu, dan Nanti”.

Seminar dalam rangka memperingati HUT ketujuh Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti ini menghadirkan beberapa pembicara antara lain Judi Wahjudin (Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan) sebagai pembicara kunci, Gusti Kanjeng Ratu Bendara (Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Nityabudaya), Rusdhy Hoesein (Sejarawan), dan Olivia Zalianty (Pekerja Seni). Seminar ini juga akan dibuka oleh Irini Dewi Wanti (Direktur Pelindungan Kebudayaan).

Selain itu, pada acara ini akan ditampilkan pula video-video ucapan dari para Wakil Presiden yang telah purnabakti. Pada tahun 2021 ini, Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti berhasil mendapatkan hibah koleksi dari para Wakil Presiden Republik Indonesia yang telah purnabakti yakni Wakil.

Presiden ke-4 Umar Wirahadikusumah, Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno, Wakil Presiden ke-9 Hamzah Haz, dan Wakil Presiden ke-11 Boediono. Koleksi yang dihibahkan antara lain pakaian, buku, dan foto-foto yang semakin menambah keberagaman koleksi Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti. Ke depannya, koleksi tersebut akan dipamerkan secara bertahap di ruang pamer Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti.

Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti terus berupaya agar kegiatan yang diselenggarakan dapat bermanfaat untuk masyarakat. Melalui rangkaian kegiatan peringatan HUT ketujuh ini diharapkan masyarakat dan generasi muda untuk lebih mencintai museum dan juga menjadikan inspirasi atas prestasi terbaik yang dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, sesuai dengan visi misi Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti yaitu mewujudkan museum yang representatif dalam melestarikan dan mengkomunikasikan nilai – nilai perjuangan Presiden Republik Indonesia. untuk memperkokoh karakter dan jati diri bangsa

Selengkapnya