Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie: High Tech dan High Touch

Informasi
Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal dengan B.J. Habibie sudah memikirkan identitas bangsa Indonesia lewat musik sejak lama. Gagasan Presiden B.J. Habibie adalah hi-tech dan high touch yang memadukan teknologi dan seni sebagai bagian penting dalam proses pembentukan identitas berbangsa.
Kedekatan Presiden B.J. Habibie dengan musik dimulai sejak beliau remaja. Lagu Bengawan Solo menjadi lagu yang dibawakan oleh beliau dan kawan-kawannya ketika mengikuti lomba keroncong. Selain itu beliau juga pernah menyanyikan lagu Jambalaya yang dipopulerkan oleh Hank Williams saat perpisahan sekolah lengkap dengan gaya koboi. Ketika mengenyam pendidikan di Aachen, Jerman, musik yang berkesan bagi B.J. Habibie berjudul Sur le Pont d’Avignon yang justru berasal dari Prancis. Kala itu, teman sekamar Habibie bernama Wardiman Djojonegoro, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1993-1998, sedang belajar berbahasa Prancis lewat lagu tersebut. Namun tanpa dinyana olehnya B.J. Habibie malah lebih dahulu fasih menyanyikannya.
Kecintaan Presiden B.J. Habibie terhadap musik sebetulnya tergambarkan lewat lagu Sepasang Mata Bola ciptaan Ismail Marzuki. Lagu tersebut sempat mengiringi beberapa peristiwa penting dalam hidupnya termasuk, pada saat beliau sendiri mengalami era revolusi kemerdekaan Indonesia. Lagu Sepasang Mata Bola pernah dinyanyikan oleh Presiden B.J. Habibie ketika Peringatan Hari Anak Nasional di Istana Merdeka 23 Juli 1998, di mana saat itu Chikita Meidy mengajak Presiden B.J. Habibie untuk menyanyikan lagu Balonku, namun Presiden B.J. Habibie justru menyanyikan lagu Sepasang Mata Bola, Chikita Meidy kaget dan kurang mengetahui lagu tersebut, namun Presiden B.J. Habibie mengajak Chikita Meidy untuk mendengarkannya dan mengajarkan lagu ini. Lagu favoritnya ini, beliau minta kepada Yazeed Djamin, komponis kenamaan Indonesia, untuk digubah guna memapankan identitas musik klasik Indonesia. Sayangnya, Yazeed Djamin lebih dahulu wafat sebelum melengkapi proses realisasi ide tersebut. Di kemudian hari, Ananda Sukarlan diminta secara langsung oleh Presiden B.J. Habibie untuk meneruskan proses komposisi yang sudah dimulai Yazeed Djamin.
Penulis: Ignatius Aditya Adhiyatmaka
Sumber foto: Arsip Nasional Republik Indonesia