BJ Habibie dan Perkembangan Industri Kereta Api Indonesia
Informasi
Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie adalah presiden ketiga Republik Indonesia yang memiliki latar belakang sebagai seorang teknokrat. BJ Habibie menempuh pendidikan tinggi di Universitas RWTH Aachen, Jerman Barat, pada tahun 1955. Di universitas tersebut, BJ Habibie mendalami teknik penerbangan dengan penjurusan konstruksi pesawat terbang. Setelah lulus, BJ Habibie juga sempat berkarier di Jerman dengan bekerja di perusahaan kereta api Jerman, Waggonfabrik Talbot, pada 1962. Tidak hanya itu, BJ Habibie juga pernah bekerja di perusahaan manufaktur penerbangan Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB) di Hamburg. Selama bekerja di Perusahaan tersebut, BJ Habibie mengembangkan sejumlah teori thermodinamik, konstruksi, dan aerodinamik yang dikenal dengan sebutan Teori Habibie, Habibie Factor, atau Metode Habibie, sehingga beliau mendapat julukan MR. CRACK.
Setelah berkarir di Jerman, BJ Habibie kembali ke Indonesia dan terlibat secara aktif dalam pengembangan industri dan teknologi nasional. Salah satu industri yang dikembangkan oleh BJ Habibie adalah industri transportasi kereta api. Pengembangan industri perkeretaapian nasional diwujudkan dengan pembangunan industri kereta api, yaitu PT Industri Kereta Api (PT INKA) sebagai badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang produksi sarana perkeretaapian pada tahun 1981. Melalui PT Inka, BJ Habibie ingin menghentikan ketergantungan Indonesia terhadap produk kereta api luar negeri. Dengan perkembangannya yang begitu pesat, PT INKA selanjutnya dapat mengekspor kereta api ke sejumlah negara seperti Bangladesh, Filipina, Sri Lanka, dan beberapa negara di Afrika.
Pemikiran cerdas BJ Habibie pada saat itu mewajibkan setiap pembelian kereta api harus dirakit di Indonesia dengan tujuan agar bisa terjadi transfer ilmu pengetahuan di bidang perkeretaapian. Suatu hal yang membanggakan dan harusnya menjadi perhatian pemerintah untuk terus mendukung kinerja PT. Inka sebagai perusahaan milik negara yang dapat menghasilkan profit guna menambah devisa negara. Perkembangan selanjutnya PT. INKA juga mulai merakit Kereta Rel Listrik (KRL) pada tahun 1987, memproduksinya pada tahun 1994 dan diluncurkan pada tahun 2001. Akhirnya pada tahun 2019 perusahaan ini juga berhasil menyelesaikan produksi rangkaian Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek.
Peranan BJ Habibie yang besar dalam pengembangan infrastruktur, industri, dan pariwisata kereta api di Indonesia, menunjukkan betapa pentingnya peran seorang pemimpin yang memiliki visi jauh ke depan dan komitmen untuk mewujudkan kemajuan bangsa. Semoga inspirasi dan dedikasi beliau dalam bidang transportasi ini dapat terus menginspirasi generasi penerus untuk terus mengembangkan industri kereta api di Indonesia.
SUMBER :
Buku Mr. Crack dari Parepare/ A. Makmur Makka, Muh. Iqbal Santosa-Jakarta; Republika Penerbit, 2018
https://jatim.solopos.com/jejak-karya-bj-habibie-di-perusahaan-kereta-api-negara-1018211/amp
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20190913143240-106-430282/warga-kehormatan-jerman-dan-prestasi-habibie-di-kancah-dunia
https://bisnis.tempo.co/read/1246726/bj-habibie-berpulang-menhub-kenang-jasa-bangun-pt-inka
Penulis: Ezano Fernando Triantaka