Artikel

Presiden Gus Dur: Bapak Pluralisme



Presiden Gus Dur: Bapak Pluralisme

Informasi

Abdurrahman Wahid atau yang dikenal dengan nama Gus Dur adalah seorang ulama yang pernah menjabat sebagai Presiden Keempat Republik Indonesia pada tahun 1999-2001. Beliau lahir di Jombang pada 7 September 1940. Ia merupakan keturunan alim ulama. Beliau adalah anak dari K.H. Wahid Hasyim yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada era 1949 sampai 1951. Kakek dari K. H. Abdurrahman Wahid adalah K.H. Hasyim Asy’ari yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama.

Beliau mengenyam pendidikan di berbagai universitas luar negeri. Pertama beliau belajar di Universitas Al Azhar, Mesir kemudian pindah ke Universitas Baghdad di Irak. Setelah itu ia melanglangbuana ke Eropa dan baru kembali ke Indonesia pada tahun 1971. Karir Gus Dur terus meningkat ketika beliau bergabung dengan Nahdlatul Ulama hingga beliau menjadi ketua umumnya pada tahun 1984.

Gus Dur menjabat sebagai presiden sejak tahun 1999 melalui Sidang Umum MPR hasil Pemilu 1999. Beliau melaksanakan pemisahan dalam tubuh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara disatukan menjadi Tentara Nasional Indonesia dan Angkatan Kepolisian berubah menjadi Kepolisian Republik Indonesia. Masa kepemimpinan beliau ditandai dengan pencabutan berbagai larangan kepada etnis Tionghoa. Gus Dur mengeluarkan Keppres No. 6 Tahun 2000 tentang Pencabutan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 Tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat Cina. Peraturan ini membuat etnis Tionghoa dapat bebas menjalankan agama, kepercayaan dan adat istiadatnya tanpa memerlukan izin khusus. Beliau menjadikan Hari Raya Imlek sebagai hari libur nasional. Hal ini membuat beliau dikenal juga sebagai Bapak Pluralisme.

 

Penulis:
Muhammad Yardo


Komentar